Kita
hampir selalu terjerumus pada cara pandang Tuhan sbg sosok atau objek shgg tanpa
disadari dalam benak kita adanya jarak shgg hal itu pasti akan terkait pula
pada ruang.
Pada
kenyataannya kita meyakini bahwa tak ada jarak ruang maupun waktu bagi
keberadaan Tuhan.
Pada
hakikatnya diri kita telah sangat dekat dg Tuhan ,tetapi kita kesulitan utk
menggapai keberadaan-Nya.
Sebagaimana
Nabi2 sebelumnya ,maka Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kehidupan bagi
umat saat ini memiliki kekayaan pengalaman spiritual dan kemakrifatan tertinggi
yg telah beliau tempuh. Peristiwa Isra Mi’raj merupakan bukti pengalaman
spiritual beliau yg tak ternilai agungnya.
Peristiwa
yg mampu menyingkapkan tabir dan lebur didalam energi cahaya memasuki dimensi
Taman hakiki Ilahiah yg diidamkan setiap ruh dalam pencarian sejatinya
,meskipun beliau telah mencapai Taman hakiki Ilahiah tetapi beliau tetap untuk kembali
ke bumi.
Beliau
kembali ke bumi menjadi bahtera surga bagi semua manusia yang ingin berlabuh
dalam kebahagiaan sejati ,maka layaklah beliau disebut : rahmatan lil alamin :
”Muhammad adalah rahmat bagi alam semesta” sebagai buah pengalaman ”fana” yg
telah ia tempuh ialah cinta.
Ia
mengajarkan pembersihan ruh pada umat manusia utk dapat menapaki menuju pada
dimensi surgawi sehingga manusia mampu utk menggapai rasa kedekatan dan
keberadaan-Nya.
Muhammad
adalah wujud cinta yg membawa jalan cahaya cinta bagi para pecinta menuju Sang
Maha Cinta.
Seseorang
yg menapaki tauladan jalan cahaya cinta tsb dimana ia telah melalui proses
pembersihan hati dan mengisi hati tersebut dg cahaya cinta ,maka ia akan mampu menembus
pada sebuah dimensi yg tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Adanya kerinduan yg
menyelimuti hari2nya membuat ia selalu resah utk dapat tetap selalu dapat
bersemayam dalam keadaan kefanaannya. Selubung yang menutupi cahaya telah mampu
tersingkap. Orang tsb telah mengalami proses tajalli yg disebut khasyaf. Ia
telah mencapai tempat yg tinggi dimana terlukis gambaran taman surgawi. Ia
telah tenggelam dalam keindahan cinta yg sesungguhnya yg membawa keteduhan,
kedamaian dan ketentraman lebur dalam ke-Maha Agungan-Nya sehingga pada saat
ini ia disebut dalam kondisi “Wahdah al-wujud’.
Disinilah
terwujud kesaksian penghambaan yg hakiki ,maka terwujudlah pribadi yg memiliki
jiwa yg dipenuhi rasa cinta shgg kedamaian keindahan dan ketentraman mampu
teraktualisasi dalam kehidupan diri dan kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar