Sabtu, 10 Maret 2012

Jalan Cahaya Cinta



Seringkali terjadi kesalahpahaman kita pada cara pandang atau pemahaman ke-Tuhanan.
Kita hampir selalu terjerumus pada cara pandang Tuhan sbg sosok atau objek shgg tanpa disadari dalam benak kita adanya jarak shgg hal itu pasti akan terkait pula pada ruang.
Pada kenyataannya kita meyakini bahwa tak ada jarak ruang maupun waktu bagi keberadaan Tuhan.
Pada hakikatnya diri kita telah sangat dekat dg Tuhan ,tetapi kita kesulitan utk menggapai keberadaan-Nya.


Sebagaimana Nabi2 sebelumnya ,maka Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kehidupan bagi umat saat ini memiliki kekayaan pengalaman spiritual dan kemakrifatan tertinggi yg telah beliau tempuh. Peristiwa Isra Mi’raj merupakan bukti pengalaman spiritual beliau yg tak ternilai agungnya.
Peristiwa yg mampu menyingkapkan tabir dan lebur didalam energi cahaya memasuki dimensi Taman hakiki Ilahiah yg diidamkan setiap ruh dalam pencarian sejatinya ,meskipun beliau telah mencapai Taman hakiki Ilahiah tetapi beliau tetap untuk kembali ke bumi.
Beliau kembali ke bumi menjadi bahtera surga bagi semua manusia yang ingin berlabuh dalam kebahagiaan sejati ,maka layaklah beliau disebut : rahmatan lil alamin : ”Muhammad adalah rahmat bagi alam semesta” sebagai buah pengalaman ”fana” yg telah ia tempuh ialah cinta.
Ia mengajarkan pembersihan ruh pada umat manusia utk dapat menapaki menuju pada dimensi surgawi sehingga manusia mampu utk menggapai rasa kedekatan dan keberadaan-Nya.
Muhammad adalah wujud cinta yg membawa jalan cahaya cinta bagi para pecinta menuju Sang Maha Cinta.

Seseorang yg menapaki tauladan jalan cahaya cinta tsb dimana ia telah melalui proses pembersihan hati dan mengisi hati tersebut dg cahaya cinta ,maka ia akan mampu menembus pada sebuah dimensi yg tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Adanya kerinduan yg menyelimuti hari2nya membuat ia selalu resah utk dapat tetap selalu dapat bersemayam dalam keadaan kefanaannya. Selubung yang menutupi cahaya telah mampu tersingkap. Orang tsb telah mengalami proses tajalli yg disebut khasyaf. Ia telah mencapai tempat yg tinggi dimana terlukis gambaran taman surgawi. Ia telah tenggelam dalam keindahan cinta yg sesungguhnya yg membawa keteduhan, kedamaian dan ketentraman lebur dalam ke-Maha Agungan-Nya sehingga pada saat ini ia disebut dalam kondisi “Wahdah al-wujud’.
Disinilah terwujud kesaksian penghambaan yg hakiki ,maka terwujudlah pribadi yg memiliki jiwa yg dipenuhi rasa cinta shgg kedamaian keindahan dan ketentraman mampu teraktualisasi dalam kehidupan diri dan kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar